Setiap kehidupan di dunia
ini tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya dalam arti
luas. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia membina hubungan
dengan lingkungannya secara aktif.
Manusia tidak sekedar
mengandalkan hidup mereka pada kemurahan lingkungan hidupnya seperti ketika
Adam dan Hawa hidup di Taman Firdaus. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
mengelola lingkungan dan mengolah sumberdaya secara aktif sesuai dengan
seleranya.
Karena itulah manusia
mengembangkan kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan
mereka. Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil
menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan
paling luas persebarannya memenuhi dunia.
Di lain pihak, kemampuan
manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itu telah membuka
peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju
peradaban.
Dinamika sosial itu telah
mewujudkan aneka ragam masyarakat dan kebudayaan dunia, baik sebagai perwujudan
adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan setempat maupun karena kecepatan
perkembangannya.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL
A. Makna Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial
dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Menurut plato secara
potensial manusia dilahirkan sebagai makhluk social (zoon politicon).
Syamsuddin (1995) mengungkapkan bahwa sosialisasi adalah proses belajar untuk
menjadi makhluk social. Sedangkan menurut loree (1970) sosialisasi merupakan
suatu proses dimana individu terutama anak melatih kepekaan dirinya terhadap
rangsangan-rangsangan social terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan
kelompoknya serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di
dalam lingkungan sosialnya.
Muhibbin (1999) mengatakan bahwa
perkembangan social merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam
masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya.
Hurlock (1978)
mengutarakan bahwa perkembangan social merupakan perolehan kemampuan berprilaku
yang sesuai dengan tuntunan social. Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah
laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan social.
Menurut Hurlock dalam ingridwati
Kurnia (2007) belajar hidup bermasyarakat sekurang-kurangnya memerlukan tiga
proses, yaitu sebagai berikut:
1. Belajar
berprilaku yang dapat diterima secara social Agar dapat diterima dalam kelompok
maka peserta didik usia SD/MI sebagai anggota harus menyesuaikan perilakunya
dengan standar kelompok tersebut.
2. Memainkan
peranan social yang dapat diterima
Agar dapat diterima dalam kelompok
selain uaikan perilaku dengan standar kelompok, peserta didik juga dituntut
untuk memainkan peran social dalam bentuk pola-pola kebiasaan yang telah
disetujui dan ditentukan oleh para anggota kelompok.
3. Perkembangan
sikap social
Untuk dapat bergaul dengan
masyarakat, peserta didik juga harus menyukai orang atau terlibat dalam
aktivitas social tertentu.
Pada awal manusia dilahirkan belum
bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu
mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan
bahwa :
“Hubungan sosial (sosialisasi)
merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai
dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat
kompleks”.
Dari kutipan diatas dapatlah
dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks
perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak
dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup
sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial
merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
B. Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak dipengaruhi
beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama
yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk
perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga,
pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh
keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses
sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
3. Status
Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan
banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian
ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam
masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas
Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah,
dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan
sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa
dengan baik.
C. Pengaruh Perkembangan Sosial
terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak,
mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam
refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil
pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui
oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau
merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh
ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan
orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering
menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan
keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat,
diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealisme
yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat
labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan
tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir
dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya.Melalui banyak pengalaman dan
penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka
sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa
egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar